![]() |
Ketua Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Palembang, Peby Anggi Pratama |
PALEMBANG.CROSCEK.com – Ketua Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Palembang, Peby Anggi Pratama, menyampaikan harapan besar terhadap kebijakan Kementerian Keuangan yang menyalurkan dana Rp200 triliun ke sektor perbankan. Menurutnya, kebijakan ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerahnya yakni kota Palembang.
“HIPMI Palembang berharap kebijakan aliran dana Rp200 triliun ke perbankan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan peluang usaha, membuka lapangan kerja, serta memberikan fasilitas kredit kepada UMKM dengan syarat yang mudah dan bunga yang rendah,” ujar Peby, Rabu (17/09/2025).
Ia menegaskan, jika kebijakan ini berjalan efektif, maka dampaknya akan terasa langsung bagi masyarakat.
“Semakin banyak pengusaha sukses maupun pengusaha baru yang tumbuh akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta menekan angka pengangguran dan kemiskinan,” ujarnya.
Menurut Peby, likuiditas tambahan bagi perbankan akan memberi dorongan positif terhadap akses pembiayaan, terutama bagi UMKM dan startup yang saat ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
“Kami optimis sektor usaha muda akan lebih berkembang dengan adanya kebijakan ini,” ucapnya.
Lebih lanjut, Peby juga mengungkapkan langkah cepat yang akan dilakukan HIPMI Palembang ke depan.
“Kami akan melakukan diskusi dan kajian bersama pengusaha muda Palembang terkait peran strategis apa yang harus HIPMI lakukan. Baik itu mendorong kebijakan yang pro kepada UMKM maupun menjalin kerja sama dengan berbagai pihak mitra strategis seperti pemerintah daerah, perbankan, BUMN, BUMD, organisasi, dan lainnya,” jelasnya.
HIPMI Palembang, lanjut Peby, berkomitmen menjadi mitra aktif yang mampu menjembatani kepentingan pengusaha muda dengan berbagai pihak.
“Kami siap memastikan peluang yang hadir dari kebijakan ini benar-benar bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tutupnya. (*)